Beberapa Pola Penggunaan Bahasa Jawa Krama Inggil Yang Sering Salah Penerapannya Dalam Kehidupan Sehari-Hari - Berpendidikan

Wednesday, July 17, 2019

Beberapa Pola Penggunaan Bahasa Jawa Krama Inggil Yang Sering Salah Penerapannya Dalam Kehidupan Sehari-Hari

Beberapa Contoh Penggunaan Bahasa Jawa Krama Inggil yang Sering Salah Penerapannya dalam Kehidupan Sehari-hari_Bahasa Jawa Krama Inggil memang unik, di mana bahasa Jawa yang halus ini tidak dapat digunakan sembarangan. Kita harus memperhatikan perihal penggunaan yang sempurna dan benar. Untuk lebih jelasnya, silakan simak beberapa referensi penggunaan kata dalam kalimat berbahasa Jawa di bawah ini.
Beberapa Contoh Penggunaan Bahasa Jawa Krama Inggil yang Sering Salah Penerapannya dalam K Beberapa Contoh Penggunaan Bahasa Jawa Krama Inggil yang Sering Salah Penerapannya dalam Kehidupan Sehari-hari
Beberapa Contoh Penggunaan Bahasa Jawa Krama Inggil yang Sering Salah dalam Penerapannya

Pada beberapa referensi di bawah ini, pada dasarnya kita harus memperhatikan bahasa Jawa krama inggil suatu kata yang kita gunakan itu untuk kita atau orang lain. Jika untuk kita bagaimana (untuk kita dilarang dijadikan krama inggil) dan apabila untuk orang lain bagaimana bahasa Jawa Krama Inggil yang benar.

1. Bahasa Jawanya Anak
Bahasa Jawanya anak yaitu anak. Bahasa Jawa Halus/Krama Inggilnya anak yaitu putra/putro. Nah, misalkan kita ditanya oleh orang lain "Putranipun pinten?" (anaknya berapa?), maka tanggapan yang benar yaitu "anak kulo kalih" (anak aku dua; misal anak Anda ada 2 ). Makara dilarang "putra kulo kalih".

2. Bahasa Jawanya Makan
Bahasa Jawanya makan yaitu maem (untuk makan nasi), mangan ( untuk makan masakan ringan). Bahasa halusnya makan yaitu dahar/dhahar. Misalkan kita bilang ke orang yang kita hormati untuk kalimat "Pak, aku mau makan", maka harusnya jadi "Pak, kulo/dalem ajeng maem", dilarang "Pak, dalem ajeng dahar".

Sebaliknya, misal kita tanya ke orang lain, misal "Pak, sudah makan apa belum?", maka bahasa Jawa halusnya yaitu "Pak, sampun dahar napa dereng?", dilarang "Pak, sampun maem napa dereng?.

3. Bahasa Jawanya Pulang 
Bahasa Jawa ngapaknya pulang yaitu bali/balik/mulih. Adapun bahasa Jawa ngokonya yaitu wangsul, sedangkan bahasa halusnya/krama inggilnya pulang yaitu kondur.

Contoh salah: 
Pak, kulo ajeng kondur
Bapak bade wangsul jam pinten?

Contoh benar: 
Pak, kulo ajeng wangsul
Bapak bade kondur  jam pinten?

Baca juga:
Comments


EmoticonEmoticon

close